Rabu, 24 Februari 2010

PEMIMPIN MASA DEPAN


Latar belakang


Peran pemimpin amat besar dalam perkembangan satu masyarakat, negara dan bangsa. Dalam sejarah bangsa Indonesia diakui peran besar Mahapatih Gajah Mada yang dalam abad ke 15 menjadikan kerajaan Majapahit maju, sejahtera dan berwibawa. Pada waktu itu wibawa dan pengaruh Majapahit terasa di seluruh Asia Tenggara. Dalam sejarah Cina modern menonjol peran Deng Xiaoping yang mengangkat bangsanya yang terpuruk dan amat berantakan oleh Revolusi Kebudayaan kembali menjadi bangsa yang maju dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Dalam sejarah India dikenal peran Mahatma Gandhi dan Pandit Jawaharlal Nehru yang memimpin bangsanya keluar dari penjajahan dan tampil sebagai bangsa India merdeka yang sekarang makin tampak dalam arena dunia. Dan bangsa Indonesia menjadi merdeka karena kepemimpinan Soekarno dan Mohamad Hatta yang berhasil mengakhiri penjajahan dari bumi Indonesia.


Kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia dalam abad ke 21 ini juga akan amat ditentukan oleh kepemimpinan yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. Sayangnya adalah bahwa pada waktu ini bangsa Indonesia sedang berada dalam krisis kepemimpinan. Sejak berakhirnya kepemimpinan Presiden Soeharto pada tahun 1998 dan dicanangkan Reformasi belum timbul pemimpin-pemimpin baru yang menunjukkan kemampuan memadai untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa yang sifatnya multi-dimensional. Hal itu merupakan ironi karena hakikatnya Reformasi memperjuangkan perbaikan keadaan bangsa di semua aspek kehidupan. Akan tetapi pasti satu saat nanti akan timbul pemimpin yang mampu mengajak rakyat Indonesia mengatasi berbagai persoalannya dan langkah demi langkah mewujudkan tujuan perjuangan bangsa, yaitu masyarakat yang adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila.


Untuk menjadi bangsa maju dan sejahtera diperlukan pemimpin bermutu di semua tingkat dan tidak hanya pada tingkat nasional, dan di semua bidang kehidupan dan tidak hanya di bidang politik saja. Akan tetapi apabila pada tingkat nasional ada pemimpin yang besar kemampuannya, akan merangsang bangkitnya pula pemimpin-pemimpin yang bermutu di semua tingkat dan aspek kehidupan masyarakat.


Bagaimanakah pemimpin masa depan yang kiranya dapat mengajak bangsa Indonesia mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang adil dan merata, lahir dan batin ?









Pembahasan


Sudah barang tentu harus dipenuhi syarat-syarat yang membuat orang tidak sekedar sebagai pengikut atau pengamat, melainkan menjadi pemimpin. Syarat-syarat ini ada yang berlaku sepanjang zaman karena menyangkut hubungan manusia dan manusia, antara lain :


Pertama, orang itu diliputi dorongan kuat dalam kalbunya untuk memajukan bangsanya dengan mengajak orang-orang lain bergerak bersama dengan dia. Ia berkehendak kuat menjadi pemimpin bangsanya ke arah kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya. Dorongan itu membuatnya tidak hanya berangan-angan, melainkan mengambil langkah-langkah secara kongkrit. Itu antara lain dilakukan Bung Karno pada tahun 1927 ketika mendirikan Partai Nasional Indonesia. Semangat dan antusiasme orang itu akan mempengaruhi orang lain dan merangsang mereka untuk bergabung dengan dia. Sebaliknya mungkin ada yang melawan dia kalau merasa disaingi atau berbeda pendapat. Makin orang itu mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan mengajak orang lain, makin banyak orang yang bergabung dan percaya kepadanya. Seorang pemimpin harus mampu merebut kepercayaan orang lain sehingga mereka dengan tulus bergerak dan berjuang bersamanya, bahkan ada yang secara sadar bersedia berkorban untuk perjuangan itu. Hal itu secara langsung atau tidak langsung menyempitkan ruang gerak bagi mereka yang menyainginya dan melawannya.


Kedua, karena pentingnya faktor kepercayaan, maka seorang pemimpin harus pandai berbicara dan meyakinkan orang lain tentang benarnya tujuan perjuangannya. Akan tetapi tidak cukup hanya pandai bicara, melainkan juga menunjukkan bukti akan kesungguh-sungguhannya atau komitmennya dalam mengejar tujuannya, dengan melakukan berbagai tindakan dan perbuatan yang meyakinkan orang lain bahwa ia bukan hanya penyebar omongan dan janji, melainkan seorang yang sanggup berbuat , seorang “Do-er”. Ia bukan orang yang hanya penuh pertimbangan, melainkan sanggup mengambil keputusan dengan perhitungan matang. Ia menunjukkan tauladan yang merangsang orang lain untuk mengikuti. Hal itu sebaiknya disertai hasil nyata (concrete results) yang menimbulkan rasa bangga pada semua yang bergerak bersamanya.


Ketiga, ia harus menggambarkan satu Wawasan atau Visi (Vission) yang menunjukkan secara jelas kepada semua pihak dan terutama kepada pengikutnya, apa yang hendak dicapai bersama. Wawasan itu harus cukup agung, tetapi tidak boleh sesuatu yang fantastis. Bung Karno dan Bung Hatta mengajak bangsa Indonesia mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengajak bangsa Malaysia mewujudkan Visi 2020. Wawasan ini memberikan arah dan dorongan kepada semuanya untuk bergerak mencapai tujuan. Akan tetapi pemimpin juga harus mampu menjaga agar semua memegang teguh disiplin perjuangan dan mengoreksi yang lemah serta menghukum yang melanggar dan merintangi jalannya perjuangan. Pemimpin yang tidak sanggup memegang dan menegakkan disiplin perjuangan akan dinilai lemah dan menimbulkan rasa sangsi dan cemas pada pengikutnya. Sebaliknya menggembirakan lawan dan saingannya. Pemimpin harus mempunyai pikiran yang fleksibel dan terbuka, tetapi itu tidak boleh mengurangi keteguhan dalam pendirian dan sikap. Setiap keberhasilan untuk memperlemah dan meniadakan saingan dan perlawanan, apalagi kalau mampu membuat mereka malahan bergabung, akan menambah wibawa pemimpin.


Ini adalah semua syarat yang berlaku sepanjang zaman bagi orang yang berambisi menjadi pemimpin bangsa . Akan tetapi di samping itu pemimpin yang sukses tidak dapat mengabaikan perkembangan zaman dan kondisi lingkungan. Seorang yang tidak mampu memahami tata nilai bangsanya serta perkembngan yang terjadi pada nilai-nilai itu tidak akan mendapat respons memadai dari orang lain, apalagi untuk memperoleh kepercayaan mereka. Oleh karena itu ada syarat-syarat tambahan yang dapat berbeda substansinya dari zaman ke zaman. Itu adalah antara lain :


Keempat, pemimpin masa depan harus memahami masa depan umat manusia dan bangsa Indonesia. Adalah satu kenyataan bahwa perkembangan umat manusia amat dipengaruhi oleh sains dan teknologi. Pemimpin masa depan harus memahami perkembangan sains dan teknologi dan memanfaatkannya untuk kepemimpinannya. Visi 2020 Malaysia tepat sekali, karena mengajak bangsa Malaysia tidak saja melindungi nilai-nilai luhur bangsanya, tetapi juga mengusahakan penguasaan sains dan teknologi yang makin maju dan canggih.. Di sini terletak kekurangan pemimpin Indonesia dalam hubungannya dengan Pancasila sebagai tujuan perjuangan. Bung Karno sebagai penggali Pancasila yang amat brilyan, tidak memperjuangkannya secara kongkrit. Presiden Soeharto menjadikan Pancasila azas tunggal bagi kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, tetapi tidak mampu mewujudkan sintese dengan perkembangan umat manusia yang amat dipengaruhi oleh kemajuan sains dan teknologi. Akibatnya adalah bahwa sekarang Pancasila yang sebenarnya amat tepat sebagai wawasan bangsa Indonesia yang majemuk dan religius, justru dicemoohkan oleh banyak kalangan muda. Kalangan muda itu tidak diajak melihat relevansi Pancasila dengan perkembangan dunia modern yang meliputi pikiran dan perasaan mereka.


Kelima, pemimpin masa depan harus arif bijaksana dilandasi naluri (instinct) untuk memperjuangkan tujuannya dengan lebih canggih dan lihay. Pergaulan internasional dalam globalisasi tidak saja amat mempererat hubungan bangsa satu dengan yang lain, tetapi juga mempertinggi kondisi persaingan antar bangsa. Antara lain yang menonjol adalah sikap terhadap bangsa Amerika Serikat yang secara keras mengejar hegemoni dunia atas dasar keunggulan teknologi, ekonomi dan militernya. Mereka tidak segan-segan menyatakan bahwa siapa yang tidak bersama dia adalah lawannya. Padahal kepentingan nasional Indonesia dalam banyak hal tidak sama dengan kepentingan Amerika. Itu menimbulkan keadaan yang memungkinkan Indonesia dan Amerika mudah sekali berada dalam jalur yang berbenturan (collision course). Pemimpin yang kurang teguh jiwa juangnya akan mudah mengalah kepada kehendak Amerika yang kuat dan menjadikan bangsa Indonesia protektorat atau bahkan jajahan model baru Amerika. Tentu hal itu akan menimbulkan perlawanan mayoritas rakyat Indonesia yang tidak sudi dijajah lagi dan akan mengadakan perlawanan yang sukar diatasi. Sebaliknya, pemimpin yang sok berani tanpa perhitungan akan melawan semua kehendak Amerika. Padahal kemampuan Indonesia belum memadai untuk menghadapi tindakan Amerika yang dapat mengisolasi atau bahkan mengintervensi setiap bangsa. Pemimpin masa depan harus arif bijaksana tanpa menjadi lemah atau sebaliknya bersifat arogan, melainkan secara lihay dan canggih mencari jalan agar bangsa Indonesia tetap mampu mencapai tujuannya.


Keenam, pemimpin masa depan harus menyadari bahwa perkembangan umat manusia amat mempengaruhi bangsa Indonesia yang majemuk. Pengaruh itu terutama datang dari perkembangan demokrasi dan sains dan teknologi sebagai kenyataan menonjol umat manusia. Hal itu mendorong setiap suku bangsa dan daerah untuk mencapai kemajuan dan mampu menentukan nasibnya dalam arena dunia yang makin dinamis. Demikian pula setiap individu makin menyadari hak-haknya untuk maju dan bersedia memperjuangkannya. Namun sebaliknya juga dorongan untuk kebersamaan berkembang makin kuat. Adalah pula frappant bahwa di samping perkembangan sains dan teknologi yang begitu cepat dan luas terdapat peningkatan kesadaran manusia untuk hidup religius. Pemimpin masa depan harus dapat mengakomodasi semua kecenderungan itu untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itu sebabnya Pancasila sebagai Wawasn nasional dan dasar negara justru makin relevan untuk masa depan bangsa Indonesia. Yang menjadi kewajiban pemimpin masa depan adalah menjadikan nilai-nilai Pancasila tidak hanya sebagai semboyan belaka, sebagaimana hingga kini terjadi, melainkan membuatnya kenyataan yang hidup dalam setiap aspek kehidupan bangsa. Sebaliknya, pemimpin masa depan harus mampu membuktikan kepada pihak-pihak yang menolak Pancasila, bahwa tanpa Pancasila Indonesia akan berakhir sebagai entitas negara dan bangsa.


Ketujuh, pemimpin masa depan harus menciptakan wahana bagi perjuangannya yang dilandasi berbagai syarat di atas. Dalam masa kini wahana itu mau tidak mau adalah satu partai politik. Padahal partai politik sekarang sedang dalam kondisi amat tidak populer di pikiran dan perasaan rakyat dan khususnya para pemuda. Jadi pemimpin masa depan harus dapat menyusun partai politik demikian rupa sehingga tidak terbawa dalam arus partai politik lainnya yang kurang disukai rakyat dan pemuda. Sebaliknya, justru partai politik yang dibangunnya mmperoleh tanggapan rakyat dan pemuda yang positif dan penuh antusiasme. Hal ini amat ditentukan oleh sikap dan perilaku pemimpin masa depan tersebut. Sikap dan perilakunya harus sesuai dengan idealisme yang bergelora dalam pikiran dan perasaan rakyat serta pemuda, seperti orang yang hidup bermoral dan sederhana, jujur, konsekuen dan penuh komitmen dan lain sebagainya. Sikap dan perilaku itu harus pula tampak dalam gerak-gerik partai politik yang dipimpinnya. Akan tetapi pemimpin masa depan harus juga tetap realistis dan tidak dapat mengabaikan berbagai kenyataan kehidupan politik masa kini, seperti pentingnya faktor uang dalam berorganisasi, keharusan menyesuaikan diri dalam pergaulan masa kini, dan lainnya. Sebab itu pemimpin masa depan harus pandai menjaga idealisme yang sehari-hari disesuaikan dengan kenyataan yang tak dapat dihindarkan, suatu idealisme dengan nuansa pragmatis. Hal ini harus dapat menjadikan partai politiknya sebagai wahana perjuangan efektif untuk mencapai tujuannya. Bahwa hal demikian bukan utopi atau angan-angan kosong dapat dilihat di negara-negara lain, termasuk Malaysia, yang menunjukkan bahwa partai politik dapat menjadi wahana perjuangan efektif yang dipercaya rakyat banyak. Tanpa dukungan dan kepercayaan mayoritas rakyat tidak akan mungkin seorang pemimpin dan partai politiknya memperoleh kesempatan membawa kemajuan bagi bangsanya.


Pemimpin Luar Biasa


1.Integritas

Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang Anda katakan dan apa yang Anda lakukan. Integritas membuat Anda dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain mengandalkan Anda. Integritas adalah penepatan janji-janji Anda. Satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikuti anda adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa anda akan membawa mereka menuju ke tujuan yang Anda janjikan. Apakah Anda dikenal sebagai seseorang yang mempunyai integritas? Bila ya, maka Anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.


2.Optimisme

Takkan ada orang yang mau mengikuti bila Anda memandang suram masa depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan memberitahukan pada mereka bahwa di depan sana terbentang tempat yang lebih baik dan mereka dapat mencapai tempat itu. Apakah Anda melihat gelas itu separuh kosong? Bila ya, Anda adalah seorang pesimis.

Apakah Anda melihat gelas itu separuh berisi? Bila ya, Anda adalah seorang optimis. Apakah Anda melihatnya sebagai segelas penuh; yaitu separuh berisi air dan separuh lagi berisi udara? Maka Anda adalah seorang yang super optimis. Apakah Anda dikenal sebagai seorang yang optimis? Bila ya, Anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.


3.Menyukai perubahan

Pemimpin adalah mereka yang melihat adanya kebutuhan akan perubahan, bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih suka untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikannya dengan para pengikut mereka. Jika Anda tidak berubah, Anda takkan tumbuh. Apakah Anda dikenal sebagai seseorang yang memicu perubahan? Jika ya, Anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.



4.Berani menghadapi risiko

Kapan pun kita mencoba sesuatu yang baru, kita mengambil risiko. Keberanian untuk mengambil risiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat penting. Kebanyakan orang menghindari risiko. Karena itu, mereka bukan pemimpin. Para pemimpin menghitung risiko dan keuntungan yang ada di balik risiko. Mereka mengkomunikasikannya pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik. Apakah Anda dikenal sebagai seorang yang berani mengambil risiko? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.


5.Ulet

Kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatunya menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang ke dua atau ke tiga kalinya dan gagal, mereka lalu mencanangkan motto, "Jika Anda gagal di langkah pertama, sudahlah menyerahlah dan lakukan sesuatu yang lain." Jelas saja mereka melakukan itu, karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa yang ada di balik tembok batu, dan mereka akan selalu berusaha menggapainya. Lalu mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha. Apakah Anda dikenal sebagai seseorang yang ulet, tangguh, dan berdaya tahan tinggi? Jika ya, Anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.


6.Katalistis

Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan orang lain untuk melangkah. Mereka bisa mengajak orang lain keluar dari zone kenyamanan dan bergerak menuju tujuan mereka. Mereka mampu membangkitkan gairah, antusiasme, dan tindakan dari para pengikut.

Apakah Anda dikenal sebagai seseorang yang mampu menggerakkan orang lain? Jika ya, Anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.


7.Berdedikasi dan komit

Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan komit ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan. Apakah Anda dikenal sebagai seseorang yang komit dan senantiasa mencurahkan perhatian Anda pada tujuan? Jika ya, Anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.


Pemimpin Adalah Pembuat Keputusan


Berdasarkan suatu data statistik, banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui seperangkat hukum kepemimpinan yang mendetail dan merupakan prinsip-prinsip yang telah diujicobakan.




Bill Newman punya 10 hukum Kepemimpinan.


Hukum pertama = Pemimpin Harus Memiliki Visi.


Hukum Kedua = Pemimpin Harus Disiplin.


Hukum Ketiga = Pemimpin Harus Memiliki Kebijaksanaan.


Hukum Keempat = Pemimpin Harus Memiliki Keberanian.


Hukum Kelima = Pemimpin Harus Bersahaja


Sedangkan Hukum Keenam adalah :


PEMIMPIN ADALAH PEMBUAT KEPUTUSAN.


Seorang pemimpin adalah orang yang melakukan tindakan. Dan, untuk itu ia harus menguasai seni membuat keputusan. Pemimpin yang efektif bekerja secara konstan untuk mempermudah pengambilan keputusan.


Ada beberapa pedoman yang mereka pegang dalam mengambil keputusan.


* Pertama, mereka menjernihkan masalahnya terlebih dahulu. Mereka mengupas masalah hingga menjadi sederhana.

* Kedua, mereka mengumpulkan fakta. Mereka tidak terburu-buru mengambil keputusan sebelum mengumpulkan cukup fakta.Pemimpin yang baik membuat keputusan dengan cepat, oleh karena itu mereka harus memiliki fakta sebanyak mungkin. Mereka tidak mengandalkan asumsi.

Bila masalah telah jernih dan fakta terkumpulkan, maka keputusan akan datang dengan sendirinya.

* Ketiga, mereka menghindari situasi yang menekan. Mereka tidak suka mengambil keputusan yang singkat. Cepat bukan berarti singkat. Oleh karena itu sekali membuat keputusan mereka tidak mudah untuk mengubah-ubahnya.

* Keempat, mereka memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Bagi mereka resiko bukan hanya sesuatu yang buruk, namun mungkin juga sesuatu yang baik. Oleh karena itu mereka memperhitungkan nilai sebuah resiko.

* Kelima, mereka mempertimbangkan bagaimana keputusan yang mereka buat bisa mempengaruhi semua orang yang terlibat. Itu berarti mereka harus mengusahakan pemikiran dari anggota tim mereka.

* Keenam, mereka memikirkan dampak dari keputusan mereka hingga lima tahun ke muka, atau bahkan sepuluh tahun ke depan.

* Terakhir, mereka mempertanyakan apakah keputusan mereka legal atau tidak, bermoral atau tidak, etis atau tidak. Apakah keputusan itu membuat hati menjadi damai atau tidak.



MENCARI PEMIMPIN MASA DEPAN UNTUK INDONESIA (versi pandangan islam)


Jika perahu tersesat di suatu hari, pastilah akan mendayung. Memberikan wujud sebagai wujud, dan di Kedua matanya ada kilatan”


Masa depan adalah sesuatu yang abstrak, sulit ditebak dan kaya dengan kemungkinan. Adapun ancaman paling besar yang menghadang masa depan adalah adanya suatu organisasi tapi tidak ada manajemennya, kita tidak mendapatkan manager dan tidak mendapatkan hasil.


Ya Allah kuatkan islam dengan salah seorang yang Kau cintai diantara dua orang ini. Abu Jahal atau Umar bin Khattab.” (HR. Tirmizi) Tatkala memerhatikan pemimpin, sesungguhnya kita sedang memerhatikan orang-orang yang memeliki potensi dan bakat inovatif, yang dengannya kita akan membangun sebuah pondasi yang kokoh. Persoalan kita saat ini adalah bahwa kita menginginkan solusi dan perbaikan tapi tidak ada solusi yang sistemamatis dan serius yang memungkinkan terjadinya perbaikan itu. Sangat tidak mungkin bagi seseorang yang berharap bahwa kebunnya akan berbunga sementara si-pemilik kebun tidak melakukan apa-apa atau tidak memeliharanya. Begitu pula dengan kepemimpinan, bagaimana jiwa leadership bisa tumbuh tanpa adanya suatu stimulus yang dapat menumbuh dan mengembangkan itu. Maka mutlak dibutuhkan suatu wadah atau organisasi untuk menjadi suatu laboraterium awal.


Siapakah pemimpin itu?, dia adalah Para pemuda karena mereka adalah orang yang paling berbakat dan memiliki obsesi. Pemuda adalah orang yang tidak hanya hidap pada saat ini tetapi juga memiliki segala kemungkinan untuk menjagi agent of change bagi para pendahulunya. Lihatlah sosok panglima Sudirman, yang dengan segala semangat dan keperkasaannya menyemangati para arek-arek surabaya untuk melakukan perlawanan kepada penjajah, yang tugas berat itu tidak mungkin lagi dikerjakan oleh orang tua. Perhatikan perkataan Waraqah bin Naufal kepada Nabi Muhammad SAW tatkala cahaya kenabiannya memancar cerah, “Alangkah senangnya jika ku masih kuat!” Ibnu Katsir menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan jadza (kuat) itu adalah kiasan dari kata muda. Dia berkata alangkah senangnya jika aku masih sangat muda saat kau muncul (sebagai nabi) agar aku bisa membantu dan menolongmu.


Lalu timbul pertanyaan; bagaimana mencari pemimpin masa depan?, cara yang paling mudah untuk kita identifikasi adalah dengan mengenali karakter-karakternya, yaitu:


a. Cerdas , seseorang yang memiliki kecerdasan tertentu akan bisa

memimpin generasi nya untuk berbuat.

b. Cekatan, seorang pemimpin harus memiliki sifat cekatan yaitu terampil

dan cepat dalam melakukan sesuatu hal.


c. Keberaniaan, Seorang pemimpin juga biasanya memiliki keberaniaan

yang lebih dari orang-orang disekelilingnya, yang berani take action

dan mengambil keputusan dengan segala risikonya.

d. Keseriusan, ketika seseorang telah memiliki kecerdasan, kecekatan,

dan keberaniaan. Tetapi tidak memiliki jiwa keseriusan maka ketiga hal

itu bisa menjadi sis-sia karena tidakkan dia tidak akan menghasilkan

suatu karya yang sempurna karena dia tidak pernah serius untuk

melakuka suatu hal.


Kita menginginkan sebuah ucapan untuk pemimpin masa depan sebagaimana Rasullah mengucapkan ucapan khususnya untuk Ibnu Abbas. Beliau berdoa, Ya Allah, ajarkanlah padanya kitab (Al-Qur’an). Ibnu Hajar berkata kepada Ibnu Abbas:


Walaupun malam demikian pekat namun sejarah mengajarik. Bahwa siang akan munsul dari perut rambulan. Berpegang teguh pada kitab Allah, sementara angin, berhala dan arca ada disekitarku Kudengar suara-suara menggelegakkan darahku Dan kulihat kuda dan panji-panji mendekatiku Jika kulihat mereka kukhayalkan mereka Datang dari keabadiaan atau menuju keabadian Mereka adalah orang yang menegakkan keadilan Jika mereka dihalangi, maka hidayah akan terhalangi Mereka yang dipucuk-pucuknya berdiam Bintang-bintang termahal dan muncullah musim nan subur. Mereka datang dengan semangat dan kuda-kuda mengenalinya. Awal hujan itu adalah rintik lalu

tertuang lebat.

(Fath al-Bari)


Ternyata ada beberapa prinsip untuk mencetak Pemimpin masa depa. Yaitu :

1. Pembelajaran dan peningkatan yang berkesinambungan, hasan bin ali

berkata: “Belajarlah ilmu karena sesungguhnya jika kau dari kalangan

kaum rendahan, kamu akan menjadi orang besar besok hari karena

ilmumu. Barangsiapa yang tidak mempunyai kemampuan menghafal,

hendaknya dia menulis. ”

2. Ajari Bahasa dan Skills, contohnya adalah Zaid bin Tsabit diperintahkan

oleh rosul untuk belajar bahasa Suryaniyah pada saat dia masih muda.

3. Ajari mereka tata kehidupan, sesungguhnya umat yang kehilangan rasa

identitasnya tidak terjadi kecuali karena lemahnya pemuda mereka

dalam kerja-kerja peradaban dan kesibukkan mereka dalam masalah-

masalah yang kecil.

4. Menumbuhkan rasa tanggung jawab tentang tugas berat yang ada, Abu

Bakar Ash-Shidiq menugasi Zait bin Tsabit untuk menunaikan tugas

yang demikian sulit, yaitu mengumpulkan ayat suci Al-Qur’an.

Berkatalah Abu Bakar memberikan pengakuaan dan percayaan,

Sesungguhnya kau adalah seseorang yang masih muda, memiliki otak

cemerlang, kami tidak meragukanmu. Kau telah menulis wahyu pada

masa Rasulullah hidup, maka carilah Al-qur’an lalu tulislah.”


5. Membangun visi yang jelas pada cakrawala yang luas.

6. Perhatikan pada sisi kekuatan dan pengembangan.

7. Identifikasi potensi sebagai dasar pertimbangandalam pengembangan.

8. Libatkan diri pada kerja-kerja yang bersifat sukarela.

9. Kesesuaian antara potensi dan pendidik.

10. Konsentrasi penuh.

11. Banyak bertemu dengan orang-orang terkenal.

12. Manfaatkan peluang-peluang yang tersedia.

13. Niat yang jujur dan benar.


Jadi, dalam mengembangkan suatu aspek kepemimpinan diperlukan suatu upaya yang tidak simpel atau lebih sistematis dan terstuktur, dan juga diperlukan banyak orang yang benar-benar peduli terhadap nasib kaumnya atau negaranya, sehingga dapat menciptakan pemimpin masa depan yang tangguh.


Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Ibn Umar, Rasulullah SAW bersabda. “Tiap-tiap kamu adalah penggembala, dan akan dimintai pertanggung-jawaban atas penggembalaannya.”


Hadis tersebut mengingatkan, pada dasarnya setiap orang adalah pemimpin yang harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya di dunia ini, dan di hadapan Allah SWT, di akhirat nanti.


Para nabi dan rasul pada umumnya pernah bekerja sebagai penggembala. Secara lahiriah pekerjaan ini tampak tidak bergengsi, bahkan tergolong pekerjaan rendahan. Namun, jika dihayati secara seksama, menggembala ternak mengandung nilai pendidikan kepemimpinan yang amat dalam.


Pertama, penggembala harus menyediakan rumput yang hijau dan subur bagi hewan ternaknya, sehingga hewan ternak tersebut terpenuhi kebutuhan makannya dan sejahtera hidupnya. Badannya gemuk, pertumbuhan fisiknya baik. tenaganya kuat, dan jiwanya tenang.


Dalam dunia kepemimpinan, hal ini dikenal dengan fungsi path-finding, yakni mencarikan jalan keluar yang benar. Yaitu, menyediakan berbagai hal yang dibutuhkan rakyat yang dipimpinnya, sehingga rakyatnya menjadi makmur dan sejahtera.


Kedua, penggembala harus mampu mengarahkan atau menggiring hewan ternaknya ke padang gembalaan yang bukan milik orang lain, yaitu padang gembalaan yang aman dan halal.


Penggembala harus memastikan rumput yang masuk ke dalam perut binatang ternaknya bukan rumput yang haram, agar hewan itu membawa berkah. Dalam dunia kepemimpinan, tugas ini dikenal dengan istilah directing. Yaitu, mengarahkan rakyat yang dipimpinnya agar berada di jalan yang lurus.


Ketiga, penggembala harus mampu mengawasi agar hewan ternaknya tidak tersesat atau tidak terpisah dari kelompoknya. Hewan yang tersesat tidak akan bisa pulang, ia akan terlunta-lunta, menderita kesulitan, bahkan terancam bahaya kematian.


Dalam dunia kepemimpinan, hal ini termasuk ke dalam fungsi controlling. Yaitu, mengawasi rakyat yang dipimpinnya agar tidak terjerumus ke dalam kehidupan yang membahayakan.


Keempat, penggembala harus melindungi hewan gembalaannya dari berbagai hal yang membahayakan, seperti dari binatang buas, pencuri, dan wabah penyakit. Dalam kepemimpinan usaha ini termasuk ke dalam fungsi protecting atau melindungi.


Kelima, penggembala setiap saat harus melakukan refleksi, perenungan, dan berpikir secara jernih dan jujur untuk menemukan cara-cara yang efektif dan efisien dalam melaksanakan fungsi-fungsinya sebagaimana tersebut di atas. Inilah tugas-tugas pemimpin yang seharusnya dipahami, dihayati, dan diamalkan.


"Prestasi Kepemimpinan Yang Lebih Baik Sangat Bergantung Pada Kesadaran Pemimpin Untuk Menyederhanakan Semua Masalah Yang Ada. Jika Pemimpin Mampu Menemukan Kualitas Diri Sendiri Secara Cerdas Dan Bijak Dalam Menuntaskan Semua Persoalan, Maka Pemimpin Pasti Mampu Mencurahkan Semua Energi Positif Untuk Mendapatkan Solusi Yang Lebih Produktif Daripada Sekedar Sibuk Memperumit Persoalan Yang Ada." – Djajendra


Perubahan-perubahan yang diarahkan zaman baru ini, mengharuskan pemimpin untuk selalu berpikir jernih, kreatif, dan mampu menyederhanakan masalah yang ada.

Pemimpin terbaik pasti paham untuk tidak bekerja dengan memperumit masalah, tetapi bekerja dengan menyederhanakan semua masalah yang ada, melalui cara-cara kerja yang terukur dan terkalkulasi secara wajar, bijak dan tepat sasaran .

Melalui penyederhanaan terhadap semua masalah yang ada, pemimpin diharapkan mampu menciptakan jalan keluar dan solusi-solusi yang tepat sasaran untuk keuntungan para stakeholder.

Pemimpin harus bijak menyimak semua persoalan yang muncul, lalu mau bertanya kepada diri sendiri tentang cara-cara terbaik dalam menyelesaikan persoalan melalui gambaran yang jelas dan utuh.

Pemimpin harus bisa mencari dan mendapatkan jawaban-jawaban yang tepat dan benar untuk semua persoalan yang dihadapinya.

Kekuatan dan keunggulan pemimpin dalam memformulasikan persoalan-persoalan yang ada, dengan semangat mencari solusi-solusi yang benar, adalah hal yang sangat penting dalam menyederhanakan semua persoalan rumit yang memperangkap dirinya



Tugas kepemimpinan

MENCARI PEMIMPIN MASA DEPAN UNTUK INDONESIA













Disusun Oleh :

CIPTORO

06.230.0063






SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(STMIK) WIDYA PRATAMA PEKALONGAN

2010



Kesimpulan


Demikianlah gambaran tentang berbagai syarat yang dihadapi setiap orang yang ingin menjadi pemimpin Indonesa dan membawa kemajuan dan kesejahteraan bangsanya.


Pemimpin yang dengan organisasinya berhasil memperoleh kekuasaan atas Republik Indonesia hendaknya menggunakan kekuasaan itu untuk manfaat maksimal bagi seluruh bangsa. Ia harus memberikan perhatian utama kepada pendidikan yang dapat mengangkat bangsa dari kebodohan dan kekurangmampuan sehingga rakyat menjadi cerdas dan dapat hidup sebaik-baiknya dalam kondisi negara dan dunia yang diliputi perubahan yang makin cepat. Ia harus memahami bahwa pendidikan perlu menjadi investasi utama bangsa Indonesia, satu hal yang hingga kini diabaikan oleh semua yang berkuasa di negara kita. Ia harus meningkatkan ekonomi rakyat banyak agar rakyat bertambah penghasilannya dan keluar dari kehidupan yang serba sengsara. Itu terutama penting bagi golongan yang paling rendah ekonominya, yaitu para nelayan dan petani. Di pihak lain harus pula ditingkatkan kemampuan produksi bangsa di bidang manufaktur dan jasa agar memberikan kesempatan kerja bagi banyak orang yang makin tinggi kemampuannya, khususnya dalam sains dan teknologi. Ia harus menghidupkan dan mengembangkan berbagai kekayaan budaya dan seni yang dimiliki rakyat Indonesia di semua daerah. Itu akan merupakan kekayaan nasional yang bukan main nilainya dan menjadi identitas bangsa . Ia harus menjaga kelestarian lingkungan Tanah Air Indonesia yang begitu kaya akan berbagai sumberdaya alam dan kini amat sering diterlantarkan. Ia harus menegakkan kekuasaan hukum yang menimbulkan rasa keadilan bagi seluruh rakyat. Dan untuk menjaga agar Indonesia selalu hidup dalam keadaan aman lahir dan batin ia harus meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan nasional. Itu semua akan membuat Tanah Air dan Bangsa Indonesia makin maju, adil dan sejahtera lahir dan batin. Dengan jalan demikian pemimpin dan partai politiknya membuktikan bahwa kekuasaan yang diperolehnya benar-benar memberikan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia. Usaha demikian tidak akan pernah selesai karena akan terus dihadapi persoalan baru yang harus diatasi sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat banyak.


Nampaknya tidak mudah untuk memenuhi itu semua, apalagi kalau melihat kondisi para pemimpin Indonesia dewasa ini. Akan tetapi pasti ada pemuda yang masih bersedia menjadi pemimpin bangsa yang berbeda dari yang sekarang . Dan masih sanggup untuk melakukan berbagai hal sebagaimana diperlukan untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia yang sukses di masa depan. Pasti ia akan mendapat dukungan penuh dari rakyat dan para pemuda yang sudah ingin hidup dalam kondisi Tanah Air dan Bangsa yang lain dari sekarang, yang lebih menimbulkan harapan kongkrit bagi masa depan yang cerah. Marilah kita semuanya yang ingin melihat Indonesia maju dan sejahtera mohon sekuat-kuatnya semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan ridho dan kemurahanNya untuk terwujudnya perkembangan masa depan yang kita semua harapkan

Daftar pustaka


  1. http://www.mail-archive.com/kendal-online@yahoogroups.com/msg00564.html

  2. http://nu2jelajah.wordpress.com/2009/02/01/mencari-pemimpin-masa-depan/

  3. http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=1191

  4. http://djajendra.blog.co.uk/2009/01/02/tugas-utama-pemimpin-adalah-menyederhanakan-masalah-5311658/

  5. http://mimbarjumat.com/archives/1032

  6. http://fuzna.multiply.com/journal/item/91

0 comments:

Posting Komentar